Malam di Bukit Pamoroan: Berkemah Sambil Menikmati Keindahan Alam

Langit malam di Kabupaten Majalengka begitu indah pada Sabtu (12/4), dihiasi dengan kilauan bintang. Di sebuah bukit yang terletak di Desa Sedareja, Kecamatan Cingambul, sekelompok pemuda tengah sibuk menyiapkan tenda untuk berkemah. Mereka siap menikmati malam yang tenang di alam terbuka.

Bukit yang dimaksud adalah Bukit Pamoroan. Lebih dari sekadar destinasi wisata, Bukit Pamoroan memberikan pengalaman berkemah yang memadukan kenyamanan dengan keindahan alam sekitar.

Tempat ini sangat ideal bagi siapa pun yang ingin melepas penat dan jauh dari kebisingan kehidupan kota. Meskipun sederhana, bukit ini menyimpan pesona yang tak terduga.

Dari puncak Bukit Pamoroan, tampak pemandangan kota Majalengka dengan cahaya lampunya yang berkelap-kelip, bagaikan bintang yang terpantul di lautan malam. Angin yang berhembus lembut membawa kesegaran alami, menjadikan setiap hembusan napas terasa menenangkan.

Di tengah kegiatan berkemah, terdengar tawa riang dan percakapan hangat dari para pengunjung. Salah satunya, Veri Anggriawan (28), seorang pemuda dari Kecamatan Majalengka, yang menikmati akhir pekan dengan berkemah bersama teman-temannya.

“Saya sudah beberapa kali berkemah di sini, dan Pamoroan memang cocok untuk berkumpul dengan teman-teman,” ujar Veri saat diwawancarai.

Veri sangat terkesan dengan suasana berkemah di Pamoroan, apalagi bisa menikmati pemandangan malam yang menakjubkan, seperti City Light ‘Kota Angin’ yang terlihat jelas dari puncak bukit.

“Tempatnya sangat nyaman, tenang, dan pemandangannya luar biasa, terutama saat cuaca cerah, lampu-lampu kota terlihat sangat indah dari atas sini,” tambahnya.

Selain keindahan pemandangan malam, Pamoroan juga dikenal sebagai tempat yang sempurna untuk menikmati sunrise. “Kadang-kadang, jika beruntung, kita bisa melihat lautan awan di pagi hari, meskipun itu jarang terjadi,” jelas Veri.

Topan Pramuaji, pengelola Bukit Pamoroan, menyampaikan bahwa pengunjung yang ingin berkemah akan dikenakan biaya sebesar Rp20.000 per orang. Sementara itu, bagi yang hanya ingin mengunjungi tanpa menginap, tiket masuknya sebesar Rp10.000.

“Untuk biaya parkir, motor dikenakan Rp5.000, sedangkan mobil Rp10.000,” ujar Topan.

Untuk mencapai puncak bukit, pengunjung perlu berjalan kaki selama sekitar 30 menit. Meskipun ada sedikit usaha yang diperlukan, perjalanan ini justru menjadi bagian dari pengalaman seru yang tak terlupakan.

“Mobil tidak bisa langsung menuju lokasi, jadi pengunjung harus berjalan kaki sekitar 30 menit dari area parkir menuju puncak bukit,” tutup Topan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *