Tragedi Longsor di Gorontalo: Rumah Pasutri Tertimpa, Satu Tewas
Gorontalo – Sebuah bencana alam kembali menggemparkan Kota Gorontalo. Pada Selasa dini hari (17/12/2024), rumah pasangan suami istri Abd Rahman Daud dan Megawati (36) di Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, menjadi korban tanah longsor yang mengakibatkan Megawati meninggal dunia.
Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 00.45 WITA. Abd Rahman Daud, suami Megawati, mengenang momen mengerikan itu. “Saat itu, saya dan istri sedang tidur. Tiba-tiba saya mendengar suara retakan bangunan. Istri saya mengatakan itu hanya kucing yang sering lewat di sekitar rumah,” ujar Rahman.
Meskipun berusaha tenang, Rahman merasa ada yang tidak beres dan memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Saat itulah, dia kembali mendengar suara aneh yang membuatnya ingin memeriksa keadaan di luar rumah. “Saya mencoba keluar rumah, tapi pintu tertutup rapat dan tidak bisa dibuka,” jelasnya.
Dengan usaha keras, Rahman terus mencoba membuka pintu. Namun, pada saat yang sama, tanah longsor besar menghantam rumah mereka. “Istri saya masih tidur di dalam kamar saat tanah longsor menghantam rumah kami. Saya langsung berusaha menyelamatkan diri, tetapi tetap tertimpa reruntuhan bangunan,” kata Rahman dengan suara bergetar.
Kondisi rumah pasangan tersebut hancur berantakan akibat hantaman tanah longsor. Warga setempat segera bergegas membantu mengevakuasi Rahman dan Megawati. Namun, sayangnya, nyawa Megawati tidak dapat diselamatkan.
Bencana alam ini menambah deretan peristiwa tragis yang melanda Indonesia belakangan ini. Sebelumnya, pada Senin (16/12), banjir besar juga terjadi di Sukawati, Gianyar, Bali, yang menyebabkan seekor gajah betina bernama Moly hanyut dan ditemukan tewas. Cuaca buruk dan angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang di beberapa wilayah, termasuk insiden di Monkey Forest Ubud pada 10 Desember yang menewaskan dua turis asing.
Kembali ke Gorontalo, bencana tanah longsor ini menyoroti pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Kejadian ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan dan menghindari alih fungsi lahan yang dapat memperparah risiko bencana.
Menurut para ahli, wilayah dengan potensi tanah longsor tinggi perlu mendapatkan perhatian khusus. Pemerintah setempat diharapkan dapat lebih giat melakukan sosialisasi mengenai bahaya tanah longsor dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil oleh warga.
Kisah Abd Rahman dan Megawati adalah salah satu dari banyak cerita duka akibat bencana alam yang menimpa masyarakat. Diharapkan, dengan adanya perhatian lebih terhadap mitigasi bencana, kejadian serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.
Sebagai warga yang peduli, kita juga dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak keseimbangan alam, seperti deforestasi atau pembangunan di kawasan rawan bencana. Selain itu, penting juga untuk selalu waspada dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan bencana, termasuk dengan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih menghargai dan menjaga lingkungan sekitar, serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.