Bencana alam yang tak terduga melanda provinsi Farah, bagian barat Afghanistan, ketika hujan es deras mengguyur wilayah tersebut, mengakibatkan 21 orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Mohammad Israel Sayar, Kepala Departemen Penanggulangan Bencana Provinsi Farah, mengungkapkan bahwa korban jiwa merupakan bagian dari dua keluarga yang sedang menikmati waktu berlibur. Mereka tidak menyangka bahwa hujan es yang datang tiba-tiba akan berujung pada tragedi mematikan ini.

Sementara itu, di provinsi Kandahar, yang terletak di bagian selatan Afghanistan, bencana serupa juga memakan korban. Departemen Penanggulangan Bencana Kandahar melaporkan bahwa hujan lebat yang disertai banjir menyebabkan 8 orang tewas, termasuk wanita dan anak-anak. Salah satu insiden tragis melibatkan empat wanita, yang tengah sibuk mencuci pakaian, tersapu arus banjir deras. Hanya satu dari wanita tersebut yang berhasil selamat. Selain itu, seorang anak juga ditemukan tenggelam akibat banjir, sementara atap rumah runtuh dan menimpa sebuah keluarga, menyebabkan seorang wanita dan tiga anak tewas.

Keadaan ini menjadi gambaran nyata betapa rentannya Afghanistan, yang telah lama mengalami dampak buruk dari konflik berkepanjangan. Setelah bertahun-tahun dilanda perang, negara ini kini dihadapkan pada ancaman baru, yaitu perubahan iklim yang semakin memperburuk kondisi kehidupan masyarakat. Afghanistan menjadi salah satu negara yang paling terdampak oleh perubahan iklim, berada di peringkat keenam sebagai negara yang paling rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Sejak beberapa tahun terakhir, kekeringan, banjir, serta degradasi lahan telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Afghanistan, yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian untuk bertahan hidup. Stephen Rodriques, perwakilan badan pembangunan PBB di Afghanistan, mengungkapkan pada 2023 bahwa menurunnya produktivitas pertanian menjadi masalah besar yang harus dihadapi negara ini. Pada Mei 2024, banjir bandang memporak-porandakan sebagian besar lahan pertanian, menghancurkan sumber kehidupan ratusan orang, serta menyebabkan ratusan nyawa melayang.

Bencana alam yang terus menghantui Afghanistan ini menunjukkan betapa pentingnya upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi dampaknya, terutama bagi negara-negara yang sudah sangat terpuruk akibat perang dan kemiskinan.