Tragedi Banjir Bandang di KBB: Rumah Warga Hancur Saat Waktu Berbuka Puasa
Masroni (66) tampak tengah menjemur dokumen-dokumen berharga miliknya yang basah akibat banjir setinggi dua meter yang melanda rumahnya pada Sabtu (15/3/2025) sore. Rumahnya, yang berlokasi di Kampung Guha Mulya, RT 01/14, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami kerusakan parah akibat meluapnya Sungai Cimeta. Karena berada di dekat bantaran sungai, rumah Masroni menjadi salah satu yang terdampak paling berat untuk kedua kalinya.
Kerusakan paling serius terjadi di bagian belakang rumah, di mana dinding kamar jebol tersapu derasnya air. Seluruh perabotan tak bisa diselamatkan, sementara lumpur masih memenuhi setiap sudut ruangan.
“Semua habis, tidak ada yang tersisa. Dokumen ini pun hanya sebagian yang berhasil saya amankan. Rumah sudah tidak layak huni,” ujar Masroni pada Minggu (16/3/2025).
Ketika banjir tiba-tiba datang dari arah belakang rumah, Masroni langsung menyelamatkan anaknya. Setelah itu, ia berusaha masuk kembali untuk menyelamatkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
“Kejadiannya sekitar pukul 4 sore, menjelang buka puasa. Air naik dengan cepat, saya langsung naik ke loteng karena arusnya deras. Setelah air mulai surut, baru saya turun,” jelasnya.
Kerusakan yang terjadi kali ini bahkan lebih parah dibanding banjir pada tahun 2024 yang belum sepenuhnya diperbaiki. Masroni berharap ada bantuan untuk membangun kembali rumahnya.
“Kalau tahun lalu saya hanya bisa memperbaiki sedikit demi sedikit, sekarang malah makin hancur. Semoga ada bantuan, karena saya tidak punya dana untuk memperbaiki sendiri,” tambahnya.
Warga lain, Dayat Hidayat (58), juga mengalami nasib serupa. Rumahnya rusak parah tersapu arus deras. Ia berusaha menyelamatkan beberapa barang yang masih bisa digunakan.
“Barang elektronik sudah pasti rusak semua. Yang penting kemarin bisa menyelamatkan diri, alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” ujar Dayat.
Data dari Desa Nyalindung menunjukkan bahwa banjir ini melanda dua kampung, yakni Kampung Cibarengkok Jaya dan Kampung Guha Mulya. Warga kini tengah bergotong royong membersihkan sisa-sisa banjir.
“Seluruh warga saat ini bekerja sama membersihkan dampak banjir. Kami juga sedang mendata jumlah kerusakan yang terjadi,” kata Sekretaris Desa Nyalindung, Asep Hidayat.
Sebanyak 25 rumah mengalami kerusakan berat, sementara 42 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 144 jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat karena rumah mereka tak lagi bisa ditempati.
“Data terbaru menunjukkan ada 25 rumah rusak, satu sekolah terendam, dan empat jembatan rusak. Sebanyak 144 jiwa terdampak dan harus mengungsi,” ungkap Asep.
Asep menjelaskan bahwa mayoritas rumah yang rusak berada di sepanjang bantaran sungai. Kerusakan meliputi tembok yang jebol hingga rumah yang ambruk total.
“Beberapa rumah sebenarnya baru saja diperbaiki dengan bantuan dari Disperkim KBB dan dana pribadi pasca banjir tahun lalu. Namun, banjir kali ini jauh lebih parah,” jelasnya.
Pemerintah desa mengusulkan agar warga yang tinggal di bantaran sungai direlokasi untuk menghindari bencana serupa di masa mendatang.
“Kami minta warga mempertimbangkan relokasi demi keselamatan. Kami memiliki lahan desa, tetapi keputusan akhir ada di tangan warga. Nanti akan kita kaji lebih lanjut,” pungkas Asep.