https://acompanhanteslisboa.net

Kejadian Mengerikan: Banjir Bandang Landa Rumah Warga KBB Sebelum Buka Puasa

Pada Sabtu sore, 15 Maret 2025, sebuah bencana banjir besar melanda Kampung Guha Mulya, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), meninggalkan kerusakan yang sangat parah. Banjir yang datang begitu cepat, menggenangi sejumlah rumah hingga ketinggian dua meter, menyebabkan banyak rumah rusak, termasuk milik warga setempat yang sudah berkali-kali terdampar dalam bencana serupa.

Salah satu korban, Masroni (66), terlihat tengah menjemur dokumen penting miliknya yang basah setelah terendam air banjir. Rumah Masroni, yang terletak di bantaran Sungai Cimeta, menjadi salah satu yang paling parah terdampak. Bagian belakang rumahnya hancur diterjang arus deras, membuat kamar yang sebelumnya tertutup, kini terbuka tanpa tembok. “Habis semua, enggak ada yang bisa diselamatkan. Surat-surat ini pun hanya sebagian yang berhasil diamankan,” ujar Masroni dengan wajah penuh kesedihan.

Masroni bercerita bahwa banjir datang begitu cepat sekitar pukul 4 sore, saat dirinya tengah bersiap untuk berbuka puasa. “Arusnya sangat deras, saya langsung naik ke loteng untuk menyelamatkan diri. Setelah agak surut, saya baru turun,” tambahnya. Ini bukan kali pertama Masroni menghadapi bencana serupa. Tahun lalu, rumahnya juga terendam, dan kerusakan akibat banjir tersebut bahkan belum sepenuhnya diperbaiki.

Selain Masroni, seorang warga lain, Dayat Hidayat (58), juga menjadi korban dari banjir tersebut. Rumah Dayat hancur setelah diterjang arus deras, namun ia merasa bersyukur karena tidak ada korban jiwa. “Alhamdulillah, yang terpenting adalah kami semua selamat. Barang-barang elektronik sudah pasti rusak, tapi yang bisa diselamatkan sudah dibawa,” kata Dayat.

Menurut data yang dihimpun oleh Desa Nyalindung, selain Kampung Guha Mulya, dua kampung lainnya, yaitu Kampung Cibarengkok Jaya dan Kampung Guha Mulya, juga terdampak banjir ini. Sekretaris Desa Nyalindung, Asep Hidayat, melaporkan bahwa saat ini warga sedang bergotong-royong untuk membersihkan sisa-sisa banjir dan melakukan pendataan terkait kerusakan yang terjadi.

Banjir tersebut menyebabkan kerusakan pada 25 rumah dan mempengaruhi sekitar 42 Kepala Keluarga (KK), atau lebih dari 140 jiwa. Banyak dari mereka yang terpaksa mengungsi ke rumah kerabat karena rumah mereka sudah tidak layak huni. “Data terakhir mencatat ada 25 rumah rusak, satu sekolah terendam, dan empat jembatan rusak. Sebanyak 144 jiwa terdampak dan harus mengungsi,” ungkap Asep.

Sebagian besar rumah yang rusak terletak di bantaran sungai, yang memang rentan terhadap banjir. Bahkan beberapa rumah yang baru saja diperbaiki setelah bencana tahun lalu, kini kembali rusak parah. Asep juga menyatakan bahwa banjir kali ini adalah yang terparah, dengan ketinggian air mencapai dua meter, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan banjir tahun lalu.

Asep mengusulkan agar rumah-rumah yang berada di bantaran sungai direlokasi untuk menghindari potensi banjir yang bisa terjadi lagi di masa depan. “Kami meminta warga untuk mempertimbangkan relokasi, karena potensi banjir yang semakin sering terjadi. Kami berharap ada solusi dari pemerintah agar warga kami bisa aman,” tambahnya.

Melihat besarnya kerusakan dan dampak yang dirasakan, warga Kampung Guha Mulya dan Kampung Cibarengkok Jaya sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah. Mereka berharap agar bantuan perbaikan segera diberikan, serta mempertimbangkan relokasi bagi mereka yang tinggal di kawasan rawan banjir.

Sementara itu, warga setempat terus bergotong-royong membersihkan rumah dan lingkungan mereka, berharap agar bantuan yang mereka harapkan segera datang untuk meringankan beban akibat bencana yang menimpa mereka. Kini, hanya waktu yang akan menentukan langkah selanjutnya bagi pemulihan kawasan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *