“Panduan Lengkap I’tikaf: Arti, Manfaat, dan Cara Melaksanakannya Selama Libur Sekolah”
Dengan libur sekolah yang sudah dimulai, apakah kalian tertarik untuk melaksanakan i’tikaf? Ibadah ini sangat dianjurkan, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, dan sayang untuk dilewatkan. Selain itu, i’tikaf bisa menjadi kesempatan untuk meraih malam Lailatul Qadar.
Menurut buku Fikih Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq, i’tikaf memiliki status hukum yang bisa berupa sunnah maupun wajib.
Secara sunnah, i’tikaf merupakan bagian dari mengikuti tradisi Rasulullah SAW selama sepuluh hari terakhir Ramadan, sedangkan status wajib berlaku jika seseorang bernazar untuk melakukannya.
Abu Hurairah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari menjelaskan, “Rasulullah SAW biasa melakukan i’tikaf setiap Ramadan selama sepuluh hari. Namun pada tahun beliau wafat, beliau melakukannya selama dua puluh hari.” (HR Bukhari).
Jika kalian ingin memanfaatkan waktu liburan untuk beritikaf, berikut adalah panduan lengkapnya.
Apa itu I’tikaf?
Menurut buku Itikaf Penting dan Perlu karya Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, i’tikaf dalam bahasa Arab memiliki arti menetap atau mengurung diri. Dalam pengertian istilah, i’tikaf adalah kegiatan tinggal di masjid dengan tujuan beribadah, biasanya disertai puasa sebagai bagian dari pelaksanaannya.
Panduan Lengkap I’tikaf
Dalam Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah oleh Ruhyat Ahmad, para ulama sepakat bahwa durasi i’tikaf tidak memiliki batasan maksimal. Sementara itu, dalam buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari oleh Dr. Muh Hambali, MAg, dijelaskan tentang tata cara i’tikaf, yang meliputi beberapa langkah berikut:
Niat I’tikaf
Dalam mazhab Syafi’i, seseorang yang hendak melaksanakan i’tikaf perlu berniat terlebih dahulu, apakah itu bernazar dan menjadi kewajiban, atau sekadar sunnah. Untuk i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan, niat yang dapat dibaca adalah:
“نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ فِي هَذَا المَسْجِدِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى”
Latin: Nawaitul I’tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat i’tikaf di masjid ini sebagai sunnah karena Allah Ta’ala.”
Berdiam di Masjid
I’tikaf dapat dilakukan dengan berdiam diri di masjid, berzikir, berfikir, dan bertasbih. Amalan yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an. Selain itu, salat sunah, seperti tahiyatul masjid, juga bisa dilakukan untuk menambah pahala.
Hal-hal yang Dapat Membatalkan I’tikaf
Selama i’tikaf, sebaiknya fokuskan diri pada ibadah dan hindari kegiatan yang tidak bermanfaat. Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak doa ini:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Latin: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwan fa’fu ‘anni
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku.”
Berikut beberapa hal yang bisa membatalkan i’tikaf:
- Keluar dari masjid tanpa alasan yang sah
- Berhubungan intim dengan istri
- Mabuk atau kehilangan akal
- Murtad
- Haid atau nifas, serta hal-hal lain yang mengakibatkan hadas besar
Demikianlah penjelasan mengenai i’tikaf beserta panduannya. Apakah kalian berencana untuk melaksanakan i’tikaf selama liburan ini?