Guncangan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang baru-baru ini melanda Istanbul, Turki, disebut oleh ahli seismologi sebagai peringatan dini akan datangnya gempa besar. Seismolog Turki Ahmet Ercan menyatakan kepada RIA Novosti bahwa gempa tersebut adalah “pemanasan” sebelum terjadinya gempa dengan kekuatan magnitudo 7 hingga 7,2 yang diperkirakan terjadi antara tahun 2045 hingga 2075. Menurutnya, gempa masa depan itu akan bersumber dari kedalaman yang sama, yakni antara 7 hingga 13 kilometer di bawah permukaan, tetapi kekuatannya akan jauh lebih dahsyat—sekitar 22 kali lebih kuat dari gempa yang baru terjadi.

Namun, Ercan menenangkan warga yang tinggal di bangunan pasca-1999 dan berdiri di atas tanah yang stabil, bahwa mereka tidak perlu terlalu khawatir. Sejak peraturan pembangunan diperketat setelah gempa besar di tahun tersebut, banyak bangunan di Istanbul telah dirancang agar lebih tahan terhadap gempa. Meskipun demikian, ancaman tetap nyata karena Istanbul terletak dekat dengan patahan Anatolia Utara, khususnya cabang yang melewati Laut Marmara, menjadikannya wilayah dengan potensi gempa tinggi.

Kantor Wali Kota Istanbul memperkirakan jika terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,5, sebanyak 90.000 bangunan bisa hancur, 4,5 juta warga kehilangan tempat tinggal, dan kerugian bisa mencapai lebih dari $325 miliar atau sekitar Rp5.476,5 triliun. Gempa yang terjadi pada Rabu tersebut juga menyebabkan hampir 240 orang terluka, sebagian besar akibat terjatuh saat panik.