Judul: IHSG Masih Bertahan di Zona 6.600, Saham Konsumer dan Perbankan Jadi Penggerak Utama
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan siang ini tercatat menguat 51,07 poin atau sekitar 0,77% ke level 6.664,56. Meski berada di zona hijau, nilai transaksi terbilang rendah yakni hanya sebesar Rp 4,97 triliun dengan volume mencapai 10,04 miliar saham melalui 596.964 transaksi. Sebanyak 413 saham menguat, 159 melemah, dan 219 stagnan. Kapitalisasi pasar pun ikut naik ke angka Rp 11.576,09 triliun.
Mayoritas sektor saham mencatatkan penguatan, dengan sektor konsumer primer mencatat lonjakan tertinggi sebesar 2,41%. Sektor finansial menyusul dengan kenaikan 1,14%, disusul properti 0,94%. Saham-saham perbankan menjadi motor utama penguatan IHSG, di mana BBCA naik 1,77% dan menyumbang 10,24 poin indeks, sementara BBRI dan BMRI masing-masing memberikan kontribusi 4,59 dan 4,41 poin.
Saham UNVR juga menarik perhatian setelah mengumumkan akan membagikan 100% laba tahun buku 2024 sebagai dividen. Sejak pagi, saham UNVR sudah melonjak hingga 17,39% dan turut menyumbang 3,51 poin indeks.
Meski menguat, IHSG kini berada di level resistance yang cukup riskan terhadap aksi ambil untung. Secara teknikal, posisi IHSG yang berada di sekitar 6.600 sedang menguji garis resistance horizontal dari titik tertinggi pada 14 Maret 2025. Potensi koreksi bisa mendorong IHSG kembali ke support di area 6.300. Posisi ini krusial agar IHSG bisa membentuk pola higher low dan keluar dari tren menurun.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih tertekan, bahkan mendekati Rp17.000 per dolar AS, level terlemah sepanjang sejarah. Padahal, indeks dolar AS (DXY) telah turun lebih dari 8% sejak awal tahun. Sementara itu, UBS Group menaikkan rekomendasi untuk saham Indonesia menjadi ‘overweight’, mengingat valuasi yang murah dan potensi dukungan dari investor besar dalam negeri. Ini menjadi angin segar setelah sebelumnya peringkat pasar saham RI diturunkan oleh Goldman Sachs dan MSCI.