Badan Penanggulangan Bencana Imbau Penyintas Erupsi Lewotobi Kembali ke Pengungsian
Flores Timur – Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah mengeluarkan imbauan kepada pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki untuk kembali ke lokasi pengungsian. Imbauan ini diberikan setelah sejumlah pengungsi pulang secara mandiri ke wilayah kawasan rawan bencana (KRB) yang terletak di sekitar Gunung Lewotobi, seperti Klatanlo, Boru, Dulipali, Hokeng Jaya, Nawokote, dan Nobo.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Avelina Manggota Hallan, mengungkapkan bahwa hingga Senin (6/1/2025), jumlah pengungsi tercatat sebanyak 6.590 jiwa. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan data per 5 Januari 2025, yang mencatatkan 6.613 jiwa. “Penurunan jumlah pengungsi disebabkan oleh beberapa di antaranya yang pulang secara mandiri, terutama dari desa-desa yang tidak termasuk dalam kawasan rawan bencana,” ujar Avelina.
Namun, Avelina mengakui bahwa ada beberapa pengungsi dari kawasan rawan bencana yang memilih kembali ke rumah mereka meskipun kondisi Gunung Lewotobi Laki-laki masih dalam status siaga III. Untuk itu, pihaknya meminta pengungsi yang berasal dari wilayah KRB untuk segera kembali ke posko pengungsian. “Kami mengimbau agar warga yang kembali ke rumah di daerah KRB segera kembali ke pos pengungsian sambil menunggu pembangunan hunian sementara (huntara) yang tengah berlangsung,” tambahnya.
Progres pembangunan huntara tahap pertama sendiri sudah mencapai 97 persen, yang diharapkan dapat segera memberikan solusi bagi pengungsi yang membutuhkan tempat tinggal sementara. Pihak BPBD Flores Timur dan tim lapangan terus berupaya memastikan agar para pengungsi tetap tinggal di posko pengungsian sampai kondisi benar-benar aman.
Sementara itu, meskipun status Gunung Lewotobi Laki-laki masih pada level III siaga, masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki wilayah dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan 6 kilometer pada sektoral barat daya, utara, dan timur laut. Pihak berwenang terus memantau aktivitas gunung berapi tersebut untuk menjaga keselamatan warga dan pengunjung.
Pemerintah setempat berharap pengungsi dapat bersabar dan tetap mengikuti petunjuk dari tim penyelamat demi menghindari risiko yang lebih besar. Kesiapsiagaan dan kesabaran dari masyarakat akan sangat membantu proses pemulihan pasca-erupsi serta mempercepat pembangunan hunian sementara yang sedang dilaksanakan.