https://acompanhanteslisboa.net

Jumlah Bencana di Indonesia Turun Drastis pada 2024, BNPB Catat 2.107 Kejadian

Jakarta, 8 Januari 2025 – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah kejadian bencana di Indonesia pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa total kejadian bencana tercatat sebanyak 2.107 kejadian pada 2024, jauh lebih rendah daripada 5.400 kejadian yang tercatat pada tahun 2023.

Dalam keterangan pers yang disampaikan pada Selasa (7/1), Abdul menjelaskan bahwa sebagian besar bencana yang terjadi pada tahun 2024 didominasi oleh bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. “Penurunan kejadian bencana yang signifikan ini sangat menggembirakan, meskipun kita tetap menghadapi bencana alam yang beragam sepanjang tahun,” ujarnya.

Fenomena alam La Niña menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola cuaca dan berkontribusi pada terjadinya bencana di Indonesia. Dikenal dengan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya, La Niña berdampak pada peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan kebakaran hutan dan lahan. “Pada 2023, kita menghadapi El Niño, sedangkan La Niña di tahun 2024 membawa dampak yang berbeda, seperti cuaca ekstrem dan curah hujan yang lebih tinggi,” kata Abdul.

Beberapa wilayah di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat, tercatat sebagai daerah dengan frekuensi bencana yang tinggi. Meskipun demikian, jumlah total kejadian bencana yang tercatat pada 2024 menunjukkan penurunan yang signifikan, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.

Abdul juga menjelaskan bahwa penurunan jumlah kejadian bencana ini bukan hanya karena fenomena cuaca, tetapi juga karena penerapan sistem pencatatan bencana yang lebih baik. Sejak diterapkannya peraturan baru melalui Juklak No 7 Tahun 2023, BNPB telah mencatat kejadian bencana dengan metode yang lebih sistematis dan akurat. “Dengan sistem pencatatan yang baru, jumlah kejadian bencana pada 2024 tercatat lebih rendah. Namun, jika menggunakan metode lama, jumlah kejadian bencana sebenarnya akan tercatat lebih tinggi, yaitu 5.593 kejadian,” tambahnya.

Keberhasilan dalam penerapan sistem pencatatan yang lebih terstruktur ini menjadi salah satu langkah positif dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. Meskipun penurunan jumlah kejadian bencana menggembirakan, BNPB tetap berfokus pada penguatan kapasitas penanggulangan bencana untuk menghadapi tantangan besar yang mungkin muncul di masa depan.

Untuk ke depannya, BNPB berharap agar upaya mitigasi bencana dapat terus ditingkatkan, dengan memperhatikan pola cuaca dan fenomena alam yang dapat mempengaruhi frekuensi dan jenis bencana yang terjadi. Keberhasilan mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi dampak bencana dan melindungi masyarakat Indonesia dari kerugian yang lebih besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *