https://acompanhanteslisboa.net

Mata Uang Garuda Kembali Tembus Rp16.200, Apa Penyebabnya?

Jakarta, 8 Januari 2025 – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan pada perdagangan sore ini, tercatat di level Rp16.210 per dolar AS, melemah sebesar 68 poin atau sekitar 0,42 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Meskipun begitu, Bank Indonesia (BI) melalui Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan posisi rupiah yang sedikit lebih kuat di angka Rp16.201 per dolar AS.

Pelemahan mata uang Garuda ini sejalan dengan penguatan dolar AS yang terlihat di pasar global, yang dipicu oleh sejumlah data positif terkait sektor tenaga kerja dan sektor jasa di AS. Selain itu, nilai tukar mata uang lain di kawasan Asia juga mengalami penurunan serentak terhadap dolar AS. Yen Jepang tercatat melemah 0,10 persen, baht Thailand mengalami penurunan sebesar 0,30 persen, dan yuan China sedikit menurun sebesar 0,05 persen. Bahkan, mata uang negara-negara seperti peso Filipina, won Korea Selatan, serta dolar Singapura, semuanya tercatat berada di zona merah.

Situasi serupa juga terjadi pada mata uang negara maju. Euro Eropa, poundsterling Inggris, dan franc Swiss semuanya mengalami pelemahan terhadap dolar AS, masing-masing turun 0,15 persen, 0,21 persen, dan 0,21 persen. Dolar Australia dan dolar Kanada pun mengalami sedikit penurunan.

Analis Mata Uang di Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah terjadi seiring dengan penguatan dolar AS yang didorong oleh data ekonomi AS yang lebih baik dari ekspektasi. “Namun, meskipun ada tekanan terhadap rupiah, Indonesia mendapat sedikit dukungan dari kenaikan cadangan devisa yang mencapai rekor tertinggi di angka US$155,7 miliar,” ujar Lukman dalam wawancaranya.

Peningkatan cadangan devisa Indonesia ini menjadi berita positif bagi perekonomian domestik, karena menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah fluktuasi nilai tukar global. Dengan cadangan devisa yang lebih kuat, Indonesia dapat lebih fleksibel dalam menghadapi tekanan eksternal dan menjaga stabilitas perekonomian.

Meskipun situasi nilai tukar rupiah yang melemah dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan sektor-sektor tertentu, penguatan cadangan devisa menjadi salah satu faktor yang memberikan sedikit optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia. Para analis dan pelaku pasar pun akan terus memantau perkembangan ini, khususnya terkait dengan kebijakan moneter dan fiskal yang akan diambil oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya tarik investasi di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *