https://acompanhanteslisboa.net

Surplus Neraca Perdagangan Dorong Optimisme Terhadap Rupiah

Pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menyebut bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 berpotensi memberikan sentimen positif bagi nilai tukar rupiah. Selain itu, kebijakan stimulus yang diumumkan pemerintah China pada 16 Maret 2025 juga diperkirakan turut mendorong stabilitas mata uang domestik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS, meskipun mengalami penurunan 0,38 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya. Surplus tersebut terutama didorong oleh sektor nonmigas, termasuk lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Faktor eksternal lainnya yang turut berkontribusi pada pergerakan rupiah adalah data penjualan ritel AS yang lebih rendah dari perkiraan, yakni hanya 0,2 persen dibanding ekspektasi 0,6 persen. Hal ini mengurangi tekanan inflasi di AS, yang pada akhirnya berdampak pada pelemahan indeks dolar AS yang saat ini berada di kisaran 103,40-an. Sentimen negatif terhadap dolar AS juga muncul dari kekhawatiran pasar terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump yang terus menaikkan tarif impor bagi sejumlah negara mitra dagang. Kebijakan ini berisiko memicu perang dagang yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global, sehingga mendorong investor untuk menarik diri dari aset berisiko.

Namun, di tengah potensi penguatan rupiah, terdapat faktor geopolitik yang dapat menahan pergerakannya. Konflik terbaru yang melibatkan AS dan kelompok Houthi di Yaman diperkirakan akan meningkatkan permintaan terhadap dolar AS sebagai aset safe haven. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, rupiah masih memiliki peluang untuk menguat menuju level Rp16.300 per dolar AS, namun tetap berisiko mengalami pelemahan hingga Rp16.450 per dolar AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *