Nilai saham perusahaan dirgantara asal Amerika Serikat, Boeing, mengalami penurunan signifikan menyusul kabar bahwa pemerintah Tiongkok menghentikan sementara seluruh proses pengiriman pesawat boeing ke maskapai dalam negeri mereka. Langkah ini menjadi pukulan berat bagi Boeing, yang selama ini mengandalkan pasar Asia, khususnya China, sebagai salah satu pasar utama dalam penjualan jet komersial mereka.

Penghentian pengiriman pesawat ini membuat investor khawatir terhadap prospek pendapatan perusahaan ke depan. Reaksi pasar pun terbilang cepat dan keras. Harga saham Boeing langsung terkoreksi di bursa saham , menandakan sentimen negatif yang cukup dalam. Meski hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak Boeing maupun otoritas China mengenai alasan pasti penghentian tersebut, spekulasi menyebutkan adanya ketegangan teknis maupun politik di balik keputusan tersebut.

Langkah sepihak dari China ini juga memunculkan pertanyaan terkait kelanjutan kerja sama strategis antara Boeing dengan maskapai-maskapai besar di negeri tirai bambu. Dengan meningkatnya dominasi produsen lokal seperti COMAC, posisi Boeing bisa semakin terancam di masa mendatang.

Penurunan saham Boeing ini dilaporkan dalam program Profit CNBC Indonesia pada Rabu, 16 April 2025. Para analis menyarankan agar investor tetap waspada dan mencermati perkembangan situasi antara kedua pihak, karena berpotensi memengaruhi stabilitas industri aviasi secara global.