Pergerakan Tanah Rusak Puluhan Rumah di Bandung Barat, Warga Terluka
Puluhan rumah di Kampung Cicapar dan Patrol, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah yang semakin parah. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPBD Bandung Barat, sedikitnya 30 rumah mengalami kerusakan dengan tingkat ringan, sedang, hingga berat. Selain itu, satu bangunan PAUD juga terdampak bencana ini.
“Kami sudah melakukan pendataan di lokasi. Hasilnya, terdapat 30 rumah yang mengalami kerusakan, mulai dari ringan hingga berat. Selain itu, ada satu bangunan PAUD yang terdampak,” ujar Kepala Pelaksana BPBD KBB, Meidi, saat dikonfirmasi pada Sabtu (15/3/2025).
Pergerakan Tanah Terjadi Sejak 2022, Kondisi Semakin Parah
Menurut Meidi, pergerakan tanah di wilayah ini bukanlah kejadian baru. Fenomena ini pertama kali terjadi pada tahun 2022, tetapi saat itu dampaknya masih tergolong ringan. Namun, seiring waktu, pergerakan tanah semakin meluas, terutama dipicu oleh curah hujan yang tinggi.
“Awalnya, hanya sekitar satu hingga dua rumah yang terdampak pada tahun 2022. Namun, karena hujan terus turun dan tanah terus bergerak, jumlah rumah yang mengalami kerusakan terus bertambah. Retakan tanah bervariasi, ada yang mencapai 3 hingga 5 sentimeter,” jelas Meidi.
Kerusakan yang terjadi umumnya berada di bagian dinding rumah yang mengalami retakan besar. Selain itu, banyak lantai rumah yang menjadi tidak rata, bahkan keramik terangkat akibat pergeseran tanah.
Warga Diminta Mengungsi Sementara
Melihat kondisi yang semakin membahayakan, pihak BPBD merekomendasikan warga untuk mengungsi sementara, terutama bagi mereka yang rumahnya mengalami kerusakan parah.
“Kami menyarankan agar warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat segera mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti ke rumah kerabat. Apalagi, hujan dengan intensitas tinggi masih sering terjadi, yang bisa memperparah pergerakan tanah,” ungkap Meidi.
Untuk memastikan keamanan warga ke depannya, BPBD Bandung Barat juga telah meminta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai kondisi tanah di wilayah tersebut.
“Saat ini, kami sudah meminta kajian dari PVMBG untuk menilai apakah wilayah ini masih layak dihuni atau harus dilakukan relokasi. Keputusan terkait relokasi akan bergantung pada hasil kajian tersebut,” tambahnya.
Menunggu Keputusan Relokasi
Fenomena pergerakan tanah memang sering terjadi di daerah dengan kontur tanah labil, terutama saat musim hujan. Warga di Kampung Cicapar dan Patrol kini hanya bisa menunggu hasil kajian dari PVMBG untuk mengetahui apakah mereka masih bisa bertahan di kampung mereka atau harus pindah ke lokasi yang lebih aman.
Sementara itu, pihak berwenang terus memantau situasi dan akan memberikan bantuan yang diperlukan bagi warga yang terdampak. Dengan kondisi yang belum stabil, keselamatan warga menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana ini.