Menko Airlangga: Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Gejolak Global
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa perekonomian Indonesia masih tetap stabil meskipun di tengah gejolak politik global seperti yang terjadi di Korea Selatan dan Suriah. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03 persen selama periode Januari hingga September 2024.
Airlangga memperkirakan ekonomi Indonesia akan terus tumbuh di atas 5 persen sepanjang tahun 2024 sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ini adalah stabilitas politik di kawasan ASEAN, yang merupakan tempat Indonesia berada.
Selain itu, negara-negara ASEAN lainnya juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan pada Kuartal III 2024, seperti Vietnam yang tumbuh 7,40 persen, Singapura 5,40 persen, Malaysia 5,3 persen, dan Filipina 5,20 persen. “Perubahan global terus terjadi, baik dari situasi perang di Timur Tengah maupun gejolak di Suriah dan krisis politik di Korea Selatan. Di tengah situasi ini, kawasan Indo-Pasifik dan ASEAN, termasuk Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di ASEAN, tetap aman,” ujarnya dalam acara Rakornas Investasi 2024 di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Airlangga menambahkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang stabil ini tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III 2024 sebesar 4,95 persen, yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju. Sebagai perbandingan, Inggris tumbuh 1 persen, China 4,60 persen, Rusia 3,1 persen, Amerika Serikat 2,7 persen, dan Prancis 1,2 persen pada periode yang sama.
“Jika kita lihat, kita masih mampu tumbuh di atas 5 persen. Beberapa negara masih di bawah kita, seperti Taiwan 4,17 persen, Arab Saudi 2,8 persen, atau bahkan Meksiko yang tumbuh sebesar 1,6 persen,” jelasnya.
Airlangga juga mengungkapkan bahwa tingkat inflasi Indonesia saat ini sangat rendah, yakni 1,55 persen, di tengah tren suku bunga dunia yang tinggi, mencapai 7,2 persen. Tren suku bunga tinggi ini memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk memberikan imbal hasil yang menarik kepada investor asing yang menanamkan modal di Indonesia.
“Dengan suku bunga yang tinggi ini, upaya kita untuk menekan inflasi menjadi margin bagi intermediary perbankan. Ini yang harus kita jaga ke depan. Pemerintah sedang memperhatikan juga, apakah untuk investasi tertentu kita bisa berikan suku bunga yang menarik, terutama di sektor padat karya,” katanya.
Namun, Airlangga juga memperingatkan bahwa tren suku bunga tinggi ini bisa menyebabkan aliran modal asing keluar dari negara berkembang seperti Indonesia ke negara-negara yang dianggap aman seperti Amerika Serikat. “Suku bunga masih 7,2 persen, spread-nya terlalu tinggi. Ini akibat dari kebijakan AS yang masih mematok bunga tinggi, sehingga kita khawatir ada capital flight ke sana,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga mengingatkan untuk terus mewaspadai kondisi politik dan ekonomi global yang masih bergejolak. Meskipun saat ini ekonomi Indonesia masih stabil, pergolakan tersebut bisa menyebabkan ketidakpastian ekonomi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju.
“Berkali-kali saya ingatkan bahwa kondisi geopolitik dan geoekonomi dunia penuh ketidakpastian, dengan ketegangan perang dan persaingan ketat antar negara-negara besar,” ujar Prabowo saat memberikan arahan dalam acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan buku alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun 2025 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024).
“Kita patut waspada, tapi juga bersyukur bahwa kondisi bangsa dan negara kita hari ini damai,” lanjutnya.
Presiden menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas yang dinikmati saat ini tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Dalam kondisi bangsa saat ini, stabilitas dan kedamaian adalah sesuatu yang luar biasa, terutama mengingat banyak negara yang lebih kaya dan lebih maju dari Indonesia justru berada dalam kondisi tidak stabil.
“Bahkan negara-negara yang kita anggap lebih maju dari kita sedang menghadapi upaya darurat militer dan ketegangan lainnya. Kita harus waspada bahwa setiap saat bisa muncul kondisi yang lebih parah dari sekarang,” tutup Prabowo.