https://acompanhanteslisboa.net

IHSG Tertekan, Ketidakpastian Global dan Harga Batu Bara Jadi Pemicu

Kepala Ekonom PermataBank, Josua Pardede, menyebut bahwa penurunan aset saham di Indonesia dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian global serta kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi domestik. Salah satu faktor utama adalah kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai dapat memberikan dampak instan terhadap perdagangan global. Kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan inflasi AS dalam jangka pendek dan memperlambat ekonominya dalam jangka menengah hingga panjang, yang berisiko menyebabkan stagflasi. Situasi ini membuat investor global lebih berhati-hati dalam menanamkan modal di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Dari sisi domestik, penurunan harga batu bara menjadi salah satu faktor yang menekan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada Februari 2025, harga batu bara mengalami penurunan sebesar 11,7 persen, yang berdampak pada sektor pertambangan sebagai salah satu motor utama ekspor Indonesia. Selain itu, Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen menjadi 4,9 persen untuk tahun 2025, semakin memperburuk sentimen investor. Investor asing pun mencatatkan aksi jual bersih sebesar 1,11 miliar dolar AS pada bulan lalu.

Tren pasar saham sepanjang 2025 menunjukkan bahwa aset keuangan domestik mengalami kinerja negatif cukup dalam, dengan return minus 11,6 persen hingga akhir perdagangan 21 Maret 2025. Pada bulan sebelumnya, penurunan IHSG tercatat sebesar 11,8 persen, sementara pada bulan Maret ini, indeks hanya terkoreksi 0,2 persen per 24 Maret. Meski demikian, Josua menilai bahwa jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap lebih tinggi dibandingkan negara-negara sebanding, maka IHSG berpotensi untuk pulih dan kembali ke atas level 7.000 dalam jangka panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *