https://acompanhanteslisboa.net

Tarif Resiprokal AS Ancam Nilai Tukar Rupiah dan Ekspor Indonesia

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fadhil Hasan, menilai kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Meskipun saat ini Indonesia masih dalam masa libur, sehingga dampak langsung belum terlihat secara menyeluruh, sudah tampak indikasi adanya tekanan pada nilai tukar. Fadhil menjelaskan bahwa kebijakan ini bisa membuat produk impor ke AS menjadi lebih mahal, mendorong inflasi, dan memicu kebijakan moneter ketat dari The Fed seperti menaikkan suku bunga atau menahan pelonggaran.

Jika suku bunga AS meningkat, investor global cenderung beralih ke obligasi AS yang lebih menarik, menyebabkan capital outflow dari negara berkembang seperti Indonesia. Kondisi ini bisa memperparah depresiasi rupiah dan berdampak pada sektor keuangan lainnya, termasuk utang dan fiskal negara. Di sisi perdagangan, dampaknya dinilai tidak terlalu parah karena tarif tersebut juga dikenakan ke negara-negara pesaing Indonesia seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand.

Namun, Fadhil menyebut ada sepuluh produk ekspor Indonesia yang terdampak, termasuk tekstil, garmen, alas kaki, dan minyak kelapa sawit. Saat ini, AS adalah mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah China, dengan porsi ekspor sekitar 10,5 persen dan surplus perdagangan mencapai 16,8 miliar dolar AS. Kebijakan tarif ini diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih, dengan alasan menciptakan lapangan kerja dan melindungi industri domestik dari praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *