PT Agincourt Resources Cetak Lonjakan Pendapatan 64 Persen di 2024
PT Agincourt Resources (PTAR), perusahaan yang mengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mencatatkan peningkatan pendapatan signifikan pada 2024. Pendapatan perusahaan mencapai 557,9 juta dolar AS atau sekitar Rp9,09 triliun, mengalami kenaikan 64 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 340,0 juta dolar AS atau Rp5,54 triliun. Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio, mengungkapkan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari peningkatan penjualan emas ekuivalen sebesar 19,7 persen, dari 175.430 ounce pada 2023 menjadi 230.281 ounce pada 2024.
Tambang Martabe yang telah beroperasi sejak 2012 dikenal dengan biaya operasional yang efisien serta komitmen tinggi terhadap keberlanjutan. PTAR tidak hanya fokus pada operasional, tetapi juga menanamkan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Dengan penerapan teknologi modern dan praktik terbaik di industri, perusahaan berupaya memaksimalkan manfaat bagi para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sekitar dan lingkungan. Salah satu bentuk komitmen terhadap lingkungan adalah target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen dari 2019 hingga 2030. Untuk mencapai tujuan ini, PTAR telah memasang panel surya berkapasitas 2,1 MWp, menggunakan biofuel B35, memanfaatkan energi terbarukan dari PLN, serta mengoperasikan peralatan hybrid.
Sebagai bagian dari upaya rehabilitasi lingkungan, PTAR telah membangun fasilitas pembibitan dengan kapasitas penyimpanan hingga 65.000 bibit. Setiap bulan, nursery ini mampu memproduksi sekitar 6.000 bibit pohon. Sepanjang 2024, perusahaan telah menyebar 21.095 seed ball dan menanam 29.183 benih pohon di berbagai area konservasi dan reklamasi. Hingga saat ini, luas lahan yang telah direklamasi mencapai 11,96 hektare sesuai dengan rencana yang diajukan ke Kementerian ESDM, serta menetapkan 150 hektare sebagai kawasan konservasi.
Tambang Emas Martabe, yang berada di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, memiliki kapasitas produksi lebih dari 200.000 ounce emas dan 1-2 juta ounce perak setiap tahun. Kegiatan operasionalnya berada dalam pengawasan Kontrak Karya (KK) selama 30 tahun melalui kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, dengan wilayah konsesi mencapai 130.252 hektare atau setara 1.303 km². Saat ini, 95 persen kepemilikan PTAR dipegang oleh PT Danusa Tambang Nusantara (Astra Group), sementara 5 persen sisanya dimiliki oleh PT Artha Nugraha Agung.