Menikmati Sensasi Sarapan Beras Merah di Jatiluwih, Harmoni Kuliner dan Alam
Sarapan dengan semangkuk bubur hangat di warung langganan mungkin sudah biasa. Namun, bagaimana jika menikmati bubur beras merah hangat sambil disuguhi panorama Gunung Batukaru, terasering hijau yang memukau, serta udara sejuk khas pedesaan Jatiluwih? Pengalaman unik ini kini tengah menjadi tren yang wajib dicoba oleh para pencinta kuliner dan wisata alam.
Belakangan ini, wisata kuliner berbahan dasar beras merah khas Jatiluwih, Tabanan, sedang viral. Berkunjung ke daerah ini tidak hanya memanjakan mata dengan lanskap sawah yang menawan, tetapi juga menawarkan hidangan autentik yang lezat. Salah satu menu andalannya adalah nasi campur beras merah, disajikan dengan beragam lauk seperti ayam betutu, daging belut, telur pindang berbumbu kunyit, kacang tanah, kulit ayam krispi, daging kakul (keong sawah), kerupuk telur, serta kuah kaldu ayam yang gurih. Selain itu, ada bubur Bali beras merah yang memiliki tekstur lembut dan aroma khas yang menggoda selera. Sebagai hidangan penutup, tersedia laklak beras merah, yaitu sejenis serabi tradisional berbahan tepung beras merah yang disajikan dengan gula merah cair dan parutan kelapa, menciptakan perpaduan rasa manis dan gurih yang sempurna.
Tidak hanya makanan, beras merah Jatiluwih juga diolah menjadi minuman khas, yaitu teh jahe beras merah. Proses pembuatannya cukup unik, yakni dengan menyangrai beras merah, mencampurnya dengan jahe, lalu mengeringkannya sebelum diseduh. Menariknya, bulir beras merah dalam teh ini tetap bisa dimakan, memberikan sensasi berbeda dari teh pada umumnya. Bagi pecinta kopi dan suasana alam, Jatiluwih juga memiliki tempat nongkrong ikonik bernama Nyarik Kopi. Berlokasi di Jalan Subak Bangkyang Sidemen, Babahan, tempat ini menawarkan pengalaman menyeruput kopi secara lesehan di tepi sawah dengan latar belakang matahari terbenam yang memukau. Dengan konsep pedagang kopi keliling menggunakan sepeda motor klasik yang dimodifikasi, Nyarik Kopi berhasil menarik hingga 200 pengunjung per hari, menjadikannya salah satu destinasi favorit bagi pencinta kopi dan wisata alam.
Jatiluwih, yang terletak di lereng Gunung Batukaru, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, merupakan destinasi wisata yang menggabungkan keindahan alam, budaya, dan inovasi pariwisata. Mayoritas masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian dengan sistem irigasi tradisional Subak yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Selain pesona alamnya, Jatiluwih juga terkenal sebagai penghasil utama beras merah berkualitas tinggi. Beras merah dari kawasan ini kaya akan nutrisi seperti protein, serat, beta karoten, dan zat besi, serta memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan beras putih. Menariknya, seluruh hasil pertanian di desa ini ditanam secara organik, tanpa penggunaan pestisida atau bahan kimia sintetis, bahkan telah merambah pasar internasional.
Bagi masyarakat setempat, beras merah bukan hanya hasil pertanian unggulan, tetapi juga bagian dari konsumsi harian. Mereka kerap mencampurnya dengan beras putih untuk menciptakan keseimbangan rasa dan tekstur yang lebih pulen. Jika ingin merasakan pengalaman wisata kuliner yang berbeda, menikmati kelezatan beras merah di Jatiluwih adalah pilihan yang tidak boleh dilewatkan!