Longsor di Cimapag Sukabumi: Puluhan Kendaraan Terjebak, Evakuasi Terkendala

Jalur Palabuhanratu-Kiaradua mengalami kemacetan parah akibat longsor yang terjadi sejak Kamis malam (6/3/2025). Material tanah dan bebatuan yang menutupi jalan membuat puluhan kendaraan tidak bisa melintas.

Tim dari detikJabar bersama Kasat Lantas AKP Arif Saepul Haris serta Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, menelusuri jalur ini untuk melihat langsung kondisi pengendara yang masih tertahan di lokasi.

Medan Sulit, Pengendara Terpaksa Berjalan Kaki

Di bawah terik matahari, perjalanan menuju lokasi terdampak hanya bisa dilakukan menggunakan sepeda motor. Meski demikian, jalanan yang licin akibat lumpur dan sisa longsoran membuat banyak pengendara kesulitan melintas.

Beberapa pengendara bahkan terjatuh ketika mencoba melewati area longsoran karena roda kendaraan mereka terperosok ke dalam tanah yang gembur. Tim BPBD dan kepolisian sigap memberikan bantuan dengan menarik serta mendorong kendaraan yang hampir tumbang.

Di beberapa titik, kerusakan infrastruktur semakin parah. Seorang teknisi listrik terlihat naik ke tiang, berupaya memperbaiki jaringan yang rusak akibat pohon tumbang. Kabel-kabel yang menjuntai menunjukkan bahwa aliran listrik di daerah ini masih terputus total.

Sepeda motor, khususnya jenis matic, hanya mampu mencapai wilayah Gunungbuleud. Selebihnya, perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh lima kilometer. Material longsor yang masih menumpuk di jalan memperlambat proses pembersihan.

Evakuasi Terkendala, Ekskavator Mulai Bekerja

Alat berat berupa ekskavator telah dikerahkan untuk mengeruk timbunan tanah serta pohon tumbang. Namun, pembersihan berjalan lambat karena banyaknya titik longsor yang harus ditangani.

“Kami awalnya berencana meninjau kendaraan yang terjebak di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Namun, hingga kini kami bersama Pak Kasat Lantas belum bisa mencapai lokasi karena ada 21 titik longsor yang harus dibersihkan terlebih dahulu,” ungkap Deden Sumpena, Selasa (11/3/2025).

Di titik longsor yang lebih besar, petugas BPBD, kepolisian, serta relawan bekerja ekstra keras. Mereka menggunakan sekop dan alat manual untuk menyingkirkan tanah basah yang menutup jalan.

Beberapa pekerja dengan helm kuning tampak berkoordinasi untuk memastikan jalur aman sebelum melanjutkan pembersihan.

Jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada Desember 2024, dampak longsor kali ini jauh lebih besar. Deden Sumpena menyebut bahwa jumlah longsoran meningkat signifikan.

“Dibandingkan Desember 2024, kejadian kali ini lebih dari dua kali lipat. Titik longsor bertambah banyak, akses jembatan terputus, dan alat berat yang tersedia harus dibagi ke beberapa lokasi, sehingga proses penanganan menjadi lebih sulit,” jelasnya.

Sopir Terjebak, Ribuan Ayam Mati

Di sekitar lokasi longsor, deretan kendaraan tampak tertahan tanpa kepastian kapan bisa melanjutkan perjalanan. Truk, mobil pribadi, hingga kendaraan angkutan barang terpaksa berhenti akibat akses yang tertutup.

Para sopir turun dari kendaraan mereka untuk mencari tempat berteduh. Salah satunya adalah Opik, seorang sopir truk yang mengangkut ayam. Ia telah terjebak sejak Kamis malam saat hujan deras mengguyur sebelum longsor terjadi.

“Saya sudah di sini sejak Kamis malam, sekitar pukul 8. Waktu itu hujan sangat deras,” ujarnya.

Opik mengangkut 1.500 ekor ayam dari Waluran menuju Bogor, bersama dua kendaraan lain yang membawa 600 hingga 800 ekor ayam. Total muatan mereka mencapai 6,5 ton. Namun, sejak Jumat pagi, ratusan ayam mulai mati akibat cuaca panas dan kelelahan.

“Sampai sekarang sudah lebih dari 500 ekor ayam yang mati. Kerugiannya sekitar Rp10 juta,” katanya dengan nada pasrah.

Bersama sopir lainnya, Opik hanya bisa menunggu evakuasi. Untuk bertahan, mereka bergantung pada bantuan warga sekitar.

“Saya sementara tinggal di rumah warga. Mereka baik, ada yang memberi makan dan minum. Tapi kami tetap butuh kepastian kapan bisa keluar dari sini,” tambahnya.

Hingga saat ini, tim terus bergerak menuju titik longsor yang paling parah untuk mempercepat proses evakuasi, mengingat masih banyak kendaraan yang terjebak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *