https://acompanhanteslisboa.net

Kok Bisa? Kepundan Kawah Dieng Berubah Posisi dari Waktu ke Waktu

Siang itu, langit di atas Dataran Tinggi Dieng masih tampak cerah, tetapi gerimis mulai turun perlahan. Rintik hujan yang semula hanya tipis berubah menjadi semakin deras, membasahi Jembatan Kahyangan yang mengelilingi Kawah Sikidang. Uap putih pekat terus mengepul dari permukaan tanah, berpadu dengan udara sejuk khas pegunungan.

Banyak wisatawan memilih berteduh di gazebo-gazebo yang tersedia di sepanjang jembatan. Namun, saya justru memilih melanjutkan perjalanan, mengenakan mantel hujan tipis untuk menikmati sensasi berbeda saat menyusuri Jembatan Kahyangan sepanjang 1.150 meter yang membentang mengitari kawah.

Hujan ternyata membawa keberkahan tersendiri. Bau belerang yang biasanya begitu menyengat terasa lebih samar, membuat suasana lebih nyaman bagi pengunjung. Selama berjalan mengikuti arah angin, asap belerang yang mengepul pun tidak terlalu mengganggu pernapasan.

Asal Usul Nama Sikidang: Legenda dan Fenomena Alam

Kawah Sikidang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki cerita di balik namanya. Dalam bahasa Jawa, “Sikidang” berasal dari kata “Kidang” yang berarti Kijang. Nama ini disematkan karena kawahnya sering berpindah-pindah, seperti kijang yang melompat dari satu tempat ke tempat lain. Dalam rentang waktu sekitar empat tahun sekali, kepundan utama kawah ini berpindah lokasi, menciptakan beberapa kawah kecil di area seluas 4 hektare ini.

Namun, ada juga versi lain mengenai asal usul Kawah Sikidang. Legenda setempat menyebutkan bahwa kawah ini terbentuk dari kisah tragis Pangeran Kidang dan Shinta Dewi. Sang pangeran, yang memiliki kepala kijang, jatuh cinta pada seorang putri cantik dan bersedia menggali sumur dengan tangan kosong demi memenuhi permintaan sang putri. Namun, Shinta Dewi yang sebenarnya menolak pinangan tersebut meminta rakyatnya untuk menimbun sumur saat sang pangeran masih berada di dalamnya. Letupan kawah yang ada hingga kini dipercaya sebagai simbol amarah Pangeran Kidang yang tak bisa keluar dari sumur.

Terlepas dari legenda yang melingkupinya, secara ilmiah Kawah Sikidang terbentuk akibat aktivitas vulkanik Dataran Tinggi Dieng yang merupakan bagian dari gunung berapi purba yang meletus ribuan tahun lalu.

Keunikan Kawah Sikidang: Destinasi Wisata Eksotis

Berbeda dengan kebanyakan kawah yang terletak di puncak gunung, Kawah Sikidang berada di tanah datar, sehingga lebih mudah diakses wisatawan. Pengunjung dapat melihat langsung letupan lumpur panas dan asap putih pekat yang terus mengepul dari kawah tanpa perlu mendaki gunung terlebih dahulu.

Secara geologi, Kawah Sikidang masih tergolong kawah muda. Letusan freatik terakhir terjadi pada tahun 1981, di mana kawah ini sempat memuntahkan material vulkanik. Aktivitas gas belerang yang menyebar secara horizontal juga membuat vegetasi di sekitarnya mengering, menciptakan lanskap unik dengan tanah tandus keputihan yang memberikan kesan eksotis sekaligus misterius.

Selain karena lokasinya yang berdekatan dengan Kompleks Candi Arjuna, Kawah Sikidang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman eksplorasi alam yang berbeda. Tak heran, destinasi ini selalu ramai dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Menikmati Perjalanan ke Kawah Sikidang

Saya mengunjungi Kawah Sikidang bersama rombongan Aamai (Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia) dengan menggunakan jeep terbuka yang banyak disewakan di sekitar kawasan wisata. Kendaraan ini memang menjadi pilihan terbaik untuk menjelajahi Dataran Tinggi Dieng yang berhawa sejuk, memungkinkan penumpang menikmati panorama hijau pegunungan sambil merasakan semilir angin yang menyegarkan.

Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kawah Sikidang hanya berjarak sekitar 2,6 kilometer dari titik nol Dieng, menjadikannya destinasi wajib bagi siapa saja yang berkunjung ke kawasan ini.

Perpaduan antara lanskap alam yang unik, kisah legenda yang menarik, serta aksesibilitas yang mudah membuat Kawah Sikidang menjadi destinasi yang tak boleh dilewatkan. Meski indah, wisatawan tetap perlu berhati-hati, terutama dengan kandungan gas belerang yang cukup tinggi di beberapa titik.

Bagi pencinta wisata alam, Kawah Sikidang menawarkan pengalaman yang tak hanya menakjubkan secara visual, tetapi juga menyimpan sejarah panjang yang menarik untuk diselami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *