Indonesia Terpapar Gempa: Panduan Keselamatan untuk Menghadapi Ribuan Kejadian Setiap Tahun
Gempa merupakan bencana alam yang sangat merusak di Indonesia, setara dengan banjir dan longsor dalam tingkat kehancuran.
Sepanjang tahun 2024, tercatat 7.358 kejadian gempa mengguncang wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, 20 di antaranya tergolong gempa merusak yang terjadi di berbagai daerah seperti Bayah (Banten), Tuban (Jawa Timur), Garut dan Cianjur (Jawa Barat), serta Pohuwato (Gorontalo).
Sejak akhir tahun 2024, BMKG telah mendokumentasikan minimal 30 gempa dengan kekuatan di atas 5,0 magnitudo di berbagai wilayah Indonesia.
Selain mengakibatkan kerusakan pada bangunan, gempa juga menelan korban jiwa. Pada tahun 2023, sekitar 104.226 orang terdampak dan terpaksa mengungsi akibat gempa, belum termasuk 82 orang yang luka serta enam korban jiwa.
- Petugas pemadam kebakaran tengah berupaya mengendalikan kobaran api di kawasan Palisades, Los Angeles, California.
- Jumlah korban jiwa kebakaran kini mencapai 24 – apa yang menyebabkan kebakaran di Los Angeles dan mengapa api sulit dipadamkan?
- “Seolah-olah tempat tidur terangkat” – gempa mengguncang Tibet yang menyebabkan lebih dari 100 kematian.
- Spesimen pari Jawa yang dipamerkan di Museum für Naturkunde Berlin.
- Hilangnya pari Jawa, spesies ikan laut pertama yang punah akibat aktivitas manusia.
- Gunung Lewotobi Laki-Laki: Aktivitasnya yang tinggi menyebabkan banyak penerbangan antara Bali dan Lombok dibatalkan.
Kejadian Gempa Besar dan Dampaknya
Salah satu gempa paling dahsyat di Indonesia terjadi di Aceh pada tahun 2004. Gempa dengan kekuatan 9,1 SR tersebut memicu tsunami yang melanda pesisir Aceh dan merenggut nyawa ratusan ribu orang.
Tidak hanya Indonesia, di belahan dunia lain, pada bulan Januari lalu, gempa berkekuatan 7,1 SR mengguncang Tibet dan mengakibatkan setidaknya 126 kematian. Kemudian, pada Februari 2023, gempa dengan kekuatan 7,8 SR mengguncang Turki dan Suriah, tercatat sebagai salah satu bencana paling mematikan dalam dekade terakhir dengan lebih dari 59.000 korban jiwa di kedua negara.
Prediksi dan Kesiapsiagaan Menghadapi Gempa
Para ilmuwan menyatakan bahwa meski lokasi potensial terjadinya gempa dapat diprediksi, menentukan waktu pastinya masih sangat sulit.
Dr. Stephen Hicks, seismolog dari Imperial College London, mengatakan,
“Sayangnya tidak. Yang bisa kami lakukan hanyalah memperkirakan potensi gempa dengan memberikan probabilitas. Di wilayah seperti California, AS, dan Jepang, prediksi gempa telah dioperasionalkan.”
Maka, apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk menjaga keselamatan saat gempa terjadi, dan apa yang perlu dihindari?
Selalu Bersiap
Memang sulit memastikan kapan gempa akan melanda, namun para ahli menekankan pentingnya kesiapsiagaan. Sebaiknya, setiap penghuni di daerah rawan gempa memiliki rencana darurat. Dr. Hicks menyarankan, “Bagi Anda yang tinggal di daerah rawan gempa, sangat disarankan untuk menyiapkan tas darurat di rumah.”
Tas darurat tersebut sebaiknya berisi persediaan air, senter, kotak pertolongan pertama, dan stok makanan. Palang Merah juga menambahkan agar tas tersebut memuat uang tunai ekstra dan salinan dokumen penting, seperti daftar obat-obatan.
Tetap di Tempat
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, risiko cedera bisa diminimalisir jika Anda tetap berada di lokasi semula saat terjadi gempa. Oleh karena itu, hindari berlari keluar atau berpindah ruangan ketika guncangan sedang berlangsung. Para ahli menyarankan prinsip “merunduk, berlindung, dan berpegangan” sebagai cara terbaik untuk melindungi diri.
Merunduk dengan tangan dan lutut menyentuh lantai dapat melindungi Anda dari benda-benda yang jatuh, sekaligus memberi ruang gerak jika diperlukan.
Berlindung Saat Gempa
Jika tidak ada alternatif lain, berlindunglah di bawah meja dan pegang erat hingga guncangan mereda. Meskipun berdiri di ambang pintu sering dianggap sebagai reaksi awal, para ahli menegaskan bahwa berlindung di bawah meja lebih aman—terutama di rumah tua. Karena jendela dan fasad bangunan biasanya merupakan bagian yang pertama runtuh, sebaiknya jauhi area tersebut.
Keluar Jika Kondisi Aman
Setelah guncangan berhenti, langkah paling aman adalah segera meninggalkan bangunan dan berpindah ke area terbuka, seperti lapangan, untuk berjaga-jaga jika terjadi keruntuhan.
Gambar dari Reuters menunjukkan seorang pria berdiri di depan bangunan yang roboh akibat gempa di Kahramanmaras, Turki, pada 6 Februari 2023. Keterangan gambarnya menegaskan bahwa meninggalkan bangunan secepatnya adalah kunci keselamatan.
Jika Berada di Luar Rumah
Bila gempa terjadi saat Anda berada di luar, para ahli menyarankan untuk tetap berada di lokasi. Hindarilah gedung, kabel listrik, saluran pembuangan, dan pipa bahan bakar atau gas. Sebaiknya, pindahlah ke area terbuka yang jauh dari pohon, tiang telepon, dan struktur bangunan.
Menghindari Sumber Bahaya
Berdasarkan Earthquake Country Alliance (ECA), sebagian besar cedera dan kematian saat gempa terjadi akibat benda yang jatuh atau beterbangan seperti televisi, lampu, kaca, dan rak buku.
Untuk meminimalisir risiko, amankan furnitur berat dengan mengikatnya ke dinding. Selain itu, waspadalah terhadap potensi kebocoran gas dari pipa yang retak. Dr. Hicks mengingatkan bahwa dalam gempa San Francisco 1906, mayoritas korban tewas akibat ledakan pipa gas, bukan semata-mata karena guncangan atau keruntuhan bangunan.
Lakukan Latihan Secara Berkala
Dr. Hicks juga menekankan pentingnya latihan kesiapsiagaan. “Di beberapa negara, latihan menghadapi gempa adalah kegiatan wajib yang membantu setiap orang memahami tindakan yang tepat saat bencana terjadi,” ujarnya.