Emas Meroket Usai Lebaran: Saat Tepat Berinvestasi atau Tunggu Koreksi?
Harga emas diprediksi akan terus mengalami kenaikan dalam waktu mendatang, terutama jika tekanan negatif di pasar keuangan global semakin meningkat. Menurut pengamat pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, percepatan kenaikan harga emas saat ini dipengaruhi oleh sentimen negatif seperti perang tarif yang tengah berlangsung. Ia menjelaskan bahwa ketidakpastian kebijakan tarif impor yang dilontarkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, turut mempercepat lonjakan harga emas. Pada 2 April lalu, Trump menaikkan tarif untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32 persen. Namun, pada 9 April, ia menunda kebijakan tersebut selama 90 hari untuk beberapa negara, meskipun China tetap menerima tarif tinggi sebesar 125 persen. Indonesia sementara hanya dikenai tarif dasar 10 persen. Ariston menilai bahwa situasi geopolitik dan ekonomi global yang tidak menentu, termasuk potensi konflik antarnegara dan perlambatan ekonomi, akan membuat investor cenderung mengalihkan aset mereka ke emas sebagai bentuk lindung nilai. Ia juga menyarankan bahwa ketika harga emas mengalami koreksi, itu menjadi momen ideal untuk membeli dan menyimpan emas dalam jangka panjang. Bahkan, ia memproyeksikan harga emas dalam beberapa tahun ke depan akan melampaui rekor tertingginya saat ini. Tren investasi emas pun meningkat pasca Lebaran 2025, terutama di daerah seperti Padang, Jakarta, dan Jawa Barat. Di Jawa Barat, Pegadaian Kanwil setempat mencatat transaksi emas mencapai 85.685 gram hingga 8 April 2025. Ariston menyebut lonjakan harga emas yang menyentuh Rp1.846.000 per gram membuat masyarakat tertarik berinvestasi, seiring harga buyback juga melonjak ke Rp1.696.000 per gram.