https://acompanhanteslisboa.net

Dari Kayu ke Jalan Tol: Kiprah Jusuf Hamka dalam Krisis Astra dan Bank Summa

PT Astra International Tbk telah lama dikenal sebagai raksasa otomotif di Indonesia, dengan merek-merek ternama seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, hingga BMW berada di bawah naungannya. Di bawah kepemimpinan William Soeryadjaya atau Tjia Kian Liong, Astra berkembang tak hanya di sektor otomotif, tapi juga ke industri lainnya seperti asuransi, alat berat, pertambangan, perbankan, dan perkebunan kelapa sawit.

Namun, salah satu lini bisnis Astra, yakni Bank Summa, sempat menjadi bank swasta papan atas sebelum akhirnya terjerembab ke jurang krisis pada awal 1990-an. Di tengah gejolak keuangan, muncul sosok pengusaha Mohammad Jusuf Hamka alias Alun Josef yang turun tangan memberi bantuan. Ia dikenal sebagai tokoh utama di Dayak Besar Group yang bergerak di industri kayu dan kertas. Pada Maret 1992, Jusuf memberikan pinjaman sebesar Rp200 miliar kepada William untuk menyelamatkan Bank Summa dari kebangkrutan.

Langkah itu diambil demi mencegah dampak ekonomi yang lebih besar, mengingat kebangkrutan Bank Summa diyakini dapat memicu efek domino pada perekonomian nasional. Bantuan juga datang dari konglomerat lain seperti Prajogo Pangestu dan Eka Tjipta Widjaja. Sayangnya, meski dana terkumpul, penyelamatan tidak berhasil karena krisis sudah terlalu parah. Pada akhir 1992, Bank Summa resmi ditutup, dan William terpaksa melepas mayoritas sahamnya di Astra.

Setelah peristiwa itu, nama keluarga Soeryadjaya mulai tenggelam, sementara Jusuf Hamka justru semakin berjaya dengan beralih ke bisnis jalan tol lewat PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *