Danantara: Energi Baru Masa Depan Investasi Indonesia
Kalimat “Daya Anagata Nusantara untuk Kemakmuran Indonesia” langsung menyambut pengunjung laman resmi Danantara. Nama ini mencerminkan visi besar: “Daya” sebagai energi, “Anagata” sebagai masa depan, dan “Nusantara” sebagai Indonesia. Dibentuk di era Presiden Prabowo Subianto, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara diharapkan mampu menjadi motor penggerak investasi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Targetnya tidak main-main, yakni mencapai Rp13.032 triliun investasi selama lima tahun ke depan demi menciptakan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Presiden Prabowo menyebut Danantara bukan sekadar institusi pengelola dana, melainkan bagian penting dari strategi pembangunan nasional. Dengan mengelola kekayaan negara secara optimal, Danantara diharapkan menjadi instrumen utama pembangunan. Untuk itu, dibutuhkan tokoh-tokoh yang tak hanya berkompeten, tetapi juga berintegritas tinggi. Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa pemilihan para pengurus dilakukan melalui seleksi ketat dengan melibatkan head hunter dalam dan luar negeri.
Sejumlah tokoh nasional dan internasional pun masuk ke dalam jajaran pengurus dan penasihat, seperti Ray Dalio, Thaksin Shinawatra, hingga dua mantan presiden RI, Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono. Rosan juga memastikan tidak ada nama titipan dalam struktur kepengurusan ini. Menurutnya, keberadaan para tokoh kredibel ini menjadi sinyal positif bagi para pelaku pasar dan masyarakat, bahwa Danantara memang disiapkan untuk membawa kemajuan bagi ekonomi dan masa depan Indonesia.