BPBD Kaltara Catat 157 Kejadian Bencana Sepanjang 2024, Warga Diminta Waspada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Utara (Kaltara) mencatatkan sebanyak 157 kejadian bencana sepanjang tahun 2024, yang tercatat dari laporan kabupaten dan kota di wilayah tersebut. Kejadian bencana tersebut memiliki berbagai penyebab, dengan cuaca ekstrem mendominasi angka kejadian, yaitu sebanyak 64 peristiwa. Tanah longsor menyusul dengan 57 kejadian, sementara banjir tercatat sebanyak 29 kali. Tiga kejadian lainnya melibatkan bencana seperti abrasi, gempa bumi, dan gerakan tanah, masing-masing tercatat 2 kejadian, dengan satu kejadian banjir yang disertai longsor.
Kejadian bencana ini tidak hanya mempengaruhi lingkungan, tetapi juga mengakibatkan korban jiwa. Di Kota Tarakan, 3 orang dilaporkan meninggal dunia akibat cuaca ekstrem berupa tanah longsor.
Rony Haryanto, Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kaltara, mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan rawan longsor. “Hati-hati ketika hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berlangsung terus-menerus,” tegas Rony, dalam wawancaranya dengan Koran Kaltara, Selasa (4/2).
BPBD juga telah melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang rawan bencana banjir di kabupaten dan kota se-Kaltara. Beberapa wilayah yang teridentifikasi rawan banjir di Kabupaten Bulungan antara lain Kecamatan Peso, Sekatak, Tanjung Palas, Tanjung Selor, dan Tanjung Palas Timur. Di Kabupaten Malinau, daerah-daerah rawan banjir berada di Kecamatan Kayan Hilir, Malinau Barat, Malinau Kota, Malinau Utara, Mentarang, dan Mentarang Hulu, serta Sungai Tubu. Sementara di Kabupaten Nunukan, wilayah yang sering terendam banjir termasuk Krayan, Lumbis, Sebatik, dan Sembakung. Kota Tarakan, dengan topografi kepulauan, juga tidak lepas dari ancaman banjir, terutama di Kecamatan Tarakan Barat, Tarakan Timur, dan Tarakan Tengah.
BPBD juga tengah giat melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah, terkait langkah-langkah mitigasi bencana dan cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana. “Kami mengedukasi masyarakat dan pelajar untuk memahami apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi,” ujar Rony.
Selain itu, BPBD menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam penanggulangan bencana. “Penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama. Kami meminta semua pihak untuk terus berkoordinasi demi mitigasi yang lebih efektif,” tutupnya.